Rabu, 27 Oktober 2010
Blog Replikasi: 15 Pertanyaan yang tidak akan pernah ditanyakan TU...
Blog Replikasi: 15 Pertanyaan yang tidak akan pernah ditanyakan TU...: "15 Pertanyaan yang tidak akan pernah ditanyakan TUHAN 1. Allah tidak akan bertanya jenis mobil apa yang dikendarai anda, tapi akan berta..."
Minggu, 24 Oktober 2010
Fasilitas DPR RI jauh lebih mewah daripada DPR AS
24 Oktober 2010 | 20:35
Fasilitas DPR RI jauh lebih mewah daripada DPR AS
Jakarta - Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cecep Effendy mengatakan fasilitas yang dimiliki oleh anggota DPR RI lebih mewah dari fasilitas yang diterima anggota DPR di AS sekalipun. Banyak fasilitas yang dimiliki anggota DPR RI tidak dimiliki oleh anggota DPR AS, namun dari segi kemampuan serta tanggungjawab terhadap tugas, anggota DPR AS jauh lebih baik dari anggota DPR RI.
“Saya heran dengan anggota DPR RI yang selalu mengeluhkan kurangnya fasilitas yang belum mereka dapatkan dan menyia-nyiakan fasilitas yang mereka dapatkan saat ini. Anggota DPR RI secara relative memiliki fasilitas yang lebih mewah dibandingkan dengan anggota DPR di AS,” kata Cecep, di Jakarta, Minggu (24/10).
Ia mencontohkan bagaimana berbagai acara study banding ke luar negeri yang merupakan kewajiban dan fasilitas agar anggota DPR memiliki perbandingan dalam menjalankan tugasnya, kemudian menjadi tidak lebih acara jalan-jalan saja. Padahal kalau itu dimanfaatkan, banyak hal yang seharusnya mereka bisa bawa untuk perbaikan kondisi dan bekal bagi mereka dalam menjalankan tugasnya. Namun sayangnya hal itu tidak terjadi.
“Coba tengok saja bagaimana anggota DPR RI memiliki gaji yang relatif jauh lebih tinggi dibandingkan gaji pegawai di Indonesia. Anggota DPR disini juga mendapatkan fasilitas perumahan yang tidak didapatkan oleh
anggota-anggota DPR di AS dan Negara-negara maju Eropa lainnya,” jelasnya.
Cecep juga menuturkan jika melihat mobil-mobil yang digunakan anggota DPR, memiliki kemampuan memiliki dan membeli mobil-mobil mewah yang tidak mungkin dimiliki oleh anggota DPR di AS.
“Di sana anggota DPR juga tidak ada yang memiliki pembantu di rumah, sehingga rasanya aneh jika mereka di sini yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, masih belum mampu memberikan kontribusi yang baik bagi DPR .Saya sendiri pernah bekerja menjadi staf anggota DPR di AS bernama James A Leach dari Iowa yang telah menjadi anggota DPR selama 22 tahun dan menjadi ketua komisi tapi kehidupannya jauh lebih sederhana dari pada anggota DPR RI,“ ungkap dia.
Ditambahkannya, fasilitas lebih yang didapatkan lebih dari anggota DPR AS dibandingkan dengan anggota DPR di Indonesia adalah staf ahli yang mereka miliki. Namun, menurutnya, pemberian fasilitas tambahan berupa staf buat anggota DPR di Indonesia diyakininya juga tidak akan merubah kinerja DPR menjadi lebih baik. Selain itu fasilitas lebih lainnya adalah keberadaan perpustakaan mereka yang lengkap dan sambungan internet yang super cepat.
http://www.primaironline.com/berita/...anggota-dpr-as
Pohan: Fasilitas Untuk Anggota DPR Sudah Memadai
Antara - Senin, 25 Oktober
Jakarta (ANTARA - Anggota Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan mengatakan, fasilitas yang diterimanya sudah sangat memadai, kecuali ruang kerjanya yang terlalu sempit,
"Mengeluhkan fasilitas di tengah kinerja yang terpuruk seperti saat ini, sangatlah tidak tepat," katanya kepada pers di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, para anggota DPR harus disoroti mengenai keaktifannya menjalankan tugas-tugasnya di komisi, badan maupun alat kelengkapan lainnya.
"Saya sendiri memang sering mendengar bahwa banyak anggota DPR yang tidak tahu sama sekali hal-hal mengenai dapilnya dan masyarakatnya pun sama sekali tidak mengenalnya. Memang ada yang salah dalam rekrutmen anggota-anggota DPR dan ini yang harus dibenahi," katanya.
Di masa mendatang, kata Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat ini, diharapkan sistem penjaringannya bisa lebih menghasilkan caleg-caleg yang berkualitas.
Dia sama sekali tidak sepakat dengan permintaan rumah aspirasi, dana aspirasi dan sebagainya. Hal-hal seperti itu seharusnya menjadi tanggung jawab anggota DPR itu sendiri.
"Saya dengan gaji sebagai anggota DPR memiliki 3 rumah aspirasi dan saya memiliki sekitar 25 orang staf yang membantu saya menjalankan tugas-tugas. Semua itu saya keluarkan dari gaji saya sebagai anggota DPR tanpa sama sekali pernah saya mengeluh mengenai fasilitas yang saya dapatkan," katanya.
Hal itu bisa dilakukannya karena persoalan gaya hidup. Menurut dia, banyak anggota DPR yang memiliki gaya hidup berlebihan. Hal ini membuat banyak anggota DPR yang terdengar bermain proyek atau melakukan praktik yang melanggar etika maupun hukum.
Mengenai efektivitas kunjungan kerja, Pohan menjelaskan bahwa kunker yang dilakukan oleh komisi sangat efektif. "Saya sendiri belum pernah melakukan studi banding dan sebagainya sehingga saya tidak bisa menilai, namun kalau komisi, itu sangat efektif," katanya.
Mengenai rumah dinas yang kabarnya ada praktik pengelembungan harga dalam proses renovasinya, Pohan mengatakan hal itu merupakan tanggung jawab Sekjen DPR dan juga BURT DPR.
"Saya rasa Pak Marzuki Alie telah banyak melakukan pembenahan-pembenahan di tubuh kesekjenan. Lagipula mengenai rumah dinas itu merupakan keputusan DPR periode lalu dimana DPR saat ini tidak dilibatkan sama sekali. Jadi kalau mau tanya adanya permainan maka tanya kepada DPR periode lalu," tandasnya.
Lebih baik
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cecep Effendy mengatakan, dari sisi fasilitas, apa yang dimiliki oleh anggota DPR RI lebih baik dari fasilitas yang diterima anggota DPR di AS.
Banyak fasilitas yang dimiliki anggota DPR RI tidak dimiliki oleh anggota DPR AS, namun dari segi kemampuan serta tanggung jawab terhadap tugas, anggota DPR AS jauh lebih baik dari anggota DPR RI. Dia pernah menjadi staf anggota DPR di AS bernama James A Leach dari Iowa yang telah menjadi anggota DPR selama 22 tahun dan menjadi ketua komisi. "Tapi kehidupannya jauh lebih sederhana daripada anggota DPR RI," katanya.
Fasilitas lebih yang didapatkan anggota DPR AS dibandingkan dengan anggota DPR di Indonesia adalah staf ahli yang mereka miliki. Namun pemberian fasilitas tambahan berupa staf buat anggota DPR di Indonesia diyakini juga tidak akan mengubah kinerja DPR menjadi lebih baik. Selain itu fasilitas lebih lainnya adalah keberadaan perpustakaan mereka yang lengkap dan sambungan internet yang super cepat.
"Memangnya ada jaminan dari para anggota DPR itu kalau diberikan staf sampai 5 orang dari 2 orang saat ini, kinerja mereka akan membaik? Saya rasa tidak ada satupun dari mereka akan bisa memberikan jaminan itu. Hal ini tidak lepas dari mentalitas banyak anggota DPR itu sendiri," katanya.
Saat ini kondisinya memang sulit. Jarang ada anggota DPR yang dikenal oleh masyarakat di daerah pemilihannya dan anggota DPR itu sendiri tidak pernah tahu bagaimana masyarakat di dapilnya.
"Tidak usah jauh-jauh bicara DPR RI, DPRD di daerah saja, coba berapa kali anggota DPRD di daerah Anda tinggal pernah datang mengunjungi daerah Anda? Di AS kondisi sangat berbeda, anggota DPR pulang ke dapilnya tiap akhir pekan, sehingga bisa bertemu muka dengan masyarakatnya dan masyarakatnya bisa bercerita mengenai keluhan-keluhannya," katanya.
http://id.news.yahoo.com/antr/201010...u-cc08abe.html
Luar biasa Indonesia....
Peserta Pelatihan yang baik
Bagaimana sih menjadi peserta pelatihan atau training yg baik????
1. Datanglah ke tempat pelatihan dengan menyiapkan pertanyaan dalam diri mengenai pelatihan ini.
- Catatlah permasalahan yg adadan sampaikan sebagai salah satu topik diskusi
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan kritislah terhadap pendapat orang lain
- Berusahalah utk mengerti pandangan orang lain. Janganlah terima gagasan atau ide yang tidak masuk akal.
3. Berbicaralah tanpa ada beban pikiran.
- Manfaatkan pelatihan untuk mengetahui apa yang ingin Anda ketahui.Jangan pernah merasa malu utk bertanya
4. Jangan memonopoli diskusi dengan instruktur
- Jangan berbicara terlalu lama, berikan kesempatan pada yang lain. Berbicaralah yg jelas agar dapat didengar orang lain dan meningkatkan semangat utk diskusi. Jangan bertele-tele.
5. Jangan biarkan diskusi berlalu begitu saja, manfaatkan setiap sessi dalam diskusi. Jika ada yang tidak dipahami,mintalah contoh kasus
6. Jangan berbicara dengan teman sebelah saat instruktur menyampaikan materi, karena akan merusak suasana dalam ruangan.Jika ada perbedaan pendapat, sampaikanlah dengan santun dan dengan cara yg baik.
7. Sampaikan pendapat pada saat topikny sedang dibahas, jangan menunggu sampai topikny berganti. Karena Anda mungkin lupa poin-poin yang akan disampaikan atau sudah tidak relevan dengan topik yang dibahas.
8. Keluarlah dari ruangan saat menerima teleppon dan kembalilah sesegera mungkin setelah selesai.
- Jangan lupa pula utk mengubah profil handphone Anda menjadi SILENT/MEETING agar suasana dalam ruangan tak terganggu.
Hal terkahir yang paling penting adalah :
KONTRIBUSI APA YANG DAPAT SAYA BERIKAN DITEMPAT KERJA SETELAH PELATIHAN???
Inilah pertanyaan terbesar dalam diri kita setelah mendapat pelatihan,,apalagi pelatihan mengenai kepribadian, motivasi, dan pengembangan diri.
Silakan diberi masukan dan komentarnya apabila ada tambahan..
1. Datanglah ke tempat pelatihan dengan menyiapkan pertanyaan dalam diri mengenai pelatihan ini.
- Catatlah permasalahan yg adadan sampaikan sebagai salah satu topik diskusi
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan kritislah terhadap pendapat orang lain
- Berusahalah utk mengerti pandangan orang lain. Janganlah terima gagasan atau ide yang tidak masuk akal.
3. Berbicaralah tanpa ada beban pikiran.
- Manfaatkan pelatihan untuk mengetahui apa yang ingin Anda ketahui.Jangan pernah merasa malu utk bertanya
4. Jangan memonopoli diskusi dengan instruktur
- Jangan berbicara terlalu lama, berikan kesempatan pada yang lain. Berbicaralah yg jelas agar dapat didengar orang lain dan meningkatkan semangat utk diskusi. Jangan bertele-tele.
5. Jangan biarkan diskusi berlalu begitu saja, manfaatkan setiap sessi dalam diskusi. Jika ada yang tidak dipahami,mintalah contoh kasus
6. Jangan berbicara dengan teman sebelah saat instruktur menyampaikan materi, karena akan merusak suasana dalam ruangan.Jika ada perbedaan pendapat, sampaikanlah dengan santun dan dengan cara yg baik.
7. Sampaikan pendapat pada saat topikny sedang dibahas, jangan menunggu sampai topikny berganti. Karena Anda mungkin lupa poin-poin yang akan disampaikan atau sudah tidak relevan dengan topik yang dibahas.
8. Keluarlah dari ruangan saat menerima teleppon dan kembalilah sesegera mungkin setelah selesai.
- Jangan lupa pula utk mengubah profil handphone Anda menjadi SILENT/MEETING agar suasana dalam ruangan tak terganggu.
Hal terkahir yang paling penting adalah :
KONTRIBUSI APA YANG DAPAT SAYA BERIKAN DITEMPAT KERJA SETELAH PELATIHAN???
Inilah pertanyaan terbesar dalam diri kita setelah mendapat pelatihan,,apalagi pelatihan mengenai kepribadian, motivasi, dan pengembangan diri.
Silakan diberi masukan dan komentarnya apabila ada tambahan..
Rabu, 20 Oktober 2010
JOB (what do u think,,,,)
Hanya mau berbagi cerita,,,
Kenapa ya orang tua selalu memberi statement bahwa kita sebagai anak mesti bekerja di perusahaan yang mapan,,dengan gaji tinggi,,dgn fasilitas yg sangatlah memadai,,
TS jg salah satuny kok,,
kemarin2 Sang Ibu bilang,,"Nak,tolong siapkan apa2 saja yg jadi syarat utk melamar pekerjaan,,syp tw ada rejeki mendadak". TS bilang oke ibu...tapi tolong jgn dipaksa,,karena anakmu belum menyelesaikan studi sebagai mahasiswa,,
Memang saya sekarang merangkap sebagai pekerja dan pelajar,,,
Tempat saya bekerja tidak lah semapan perusahaan2 BUMN atau BUMD,,,
tempat saya bekerja hanyalah organisasi profesi yg bisa dikatakan "berjalan saja beruntung, dan dengan keuangan hampir sekarat",,,awalny hanya berfikir saya hanya mahasiswa,syp yg mw ngasih uang sebesar XXX kepada orang yg belum sarjana,,,tp lama kelamaan saya mulai menyukai pekerjaan ini,,,
memulai dengan mempelajari segala sesuatu yg belum pernah saya coba sebelumnya,,,
mulai dari bahasa yg santun terhadap orang lain,...tata cara utk menghadapi rekan yg lebih tua,,
menyelesaikan segala pekerjaan di lingkup kerja saya,,,memulai bahasa kontrak kerjasama,,
disinilah saya byk belajar,,,sewaktu saya sekolah di satu SMA Negeri terkemuka disini,,saya memang cukup aktif dalam kegiatan organisasi,,tp disitu hanya sebatas mengorganisir waktu dan sumberdaya manusia yang ada,,,semasa aktif d organisasi kampus pun begitu,,,kapasitas kemampuan saya berorganisasi hanya lingkup jurusan,,,
tapi sekarang saya bisa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dari berbagai elemen pula,,,
mulai dari pelajar hingga ke petinggi perusahaan dan petinggi universitas,,,,
bagaimana mungkin seorang mahasiswa semester akhir bisa menjalani kegiatan seperti itu????
saya hanya sedikit beruntung,,,
mungkin salah satu bahan bagi temen2 yg baca,,,tidak melulu kegiatan diluar akademik mampu menghalangi prestasi akademik,,,
tetapi saya tidak termasuk dalam kategori ini,,,
byk teman2 saya yg lain bisa berprestasi diluar,,,bahkan ad yg sampai studi ke Jepang hasil dari keaktifan beliau d kegiatan kampus,,,
Mudah-mudahan bermanfaat bagi temen-temen...
(silakan di kritik dan sarannya ya,,,)
Kenapa ya orang tua selalu memberi statement bahwa kita sebagai anak mesti bekerja di perusahaan yang mapan,,dengan gaji tinggi,,dgn fasilitas yg sangatlah memadai,,
TS jg salah satuny kok,,
kemarin2 Sang Ibu bilang,,"Nak,tolong siapkan apa2 saja yg jadi syarat utk melamar pekerjaan,,syp tw ada rejeki mendadak". TS bilang oke ibu...tapi tolong jgn dipaksa,,karena anakmu belum menyelesaikan studi sebagai mahasiswa,,
Memang saya sekarang merangkap sebagai pekerja dan pelajar,,,
Tempat saya bekerja tidak lah semapan perusahaan2 BUMN atau BUMD,,,
tempat saya bekerja hanyalah organisasi profesi yg bisa dikatakan "berjalan saja beruntung, dan dengan keuangan hampir sekarat",,,awalny hanya berfikir saya hanya mahasiswa,syp yg mw ngasih uang sebesar XXX kepada orang yg belum sarjana,,,tp lama kelamaan saya mulai menyukai pekerjaan ini,,,
memulai dengan mempelajari segala sesuatu yg belum pernah saya coba sebelumnya,,,
mulai dari bahasa yg santun terhadap orang lain,...tata cara utk menghadapi rekan yg lebih tua,,
menyelesaikan segala pekerjaan di lingkup kerja saya,,,memulai bahasa kontrak kerjasama,,
disinilah saya byk belajar,,,sewaktu saya sekolah di satu SMA Negeri terkemuka disini,,saya memang cukup aktif dalam kegiatan organisasi,,tp disitu hanya sebatas mengorganisir waktu dan sumberdaya manusia yang ada,,,semasa aktif d organisasi kampus pun begitu,,,kapasitas kemampuan saya berorganisasi hanya lingkup jurusan,,,
tapi sekarang saya bisa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dari berbagai elemen pula,,,
mulai dari pelajar hingga ke petinggi perusahaan dan petinggi universitas,,,,
bagaimana mungkin seorang mahasiswa semester akhir bisa menjalani kegiatan seperti itu????
saya hanya sedikit beruntung,,,
mungkin salah satu bahan bagi temen2 yg baca,,,tidak melulu kegiatan diluar akademik mampu menghalangi prestasi akademik,,,
tetapi saya tidak termasuk dalam kategori ini,,,
byk teman2 saya yg lain bisa berprestasi diluar,,,bahkan ad yg sampai studi ke Jepang hasil dari keaktifan beliau d kegiatan kampus,,,
Mudah-mudahan bermanfaat bagi temen-temen...
(silakan di kritik dan sarannya ya,,,)
Manusia atau Monyet
Mungkin sebagian besar orang akan marah disamakan dengan monyet,,,karena dianggap primata rendahan yg kurang berotak (walaupun KATANYA volume otak monyet hampir sama dengan manusia)...
Tetapi setelah diperhatikan
Banyak Manusia berprilaku seperti monyet,,,
Monyet selalu memegang makanan lebih dari satu,,pisang misalnya,,Monyet akan selalu mengambil pisang lebih dari satu...satu pisang dalam mulut,,satu pisang ditangan kanan,,satu ditangan yg lain,,,malah sampai kakipun mengambil bagian..
Bagaimana dengan "MANUNGSO"...
Tak jauh beda terkadang,,
Manusia sangat gemar mengoleksi,,barang berharga,,rumah,,tanah,,harta benda,,bahkan sampai istri,,tetapi utk yg terakhir disebut masih dalam perdebatan ya,,,
saya sendiri pun kadang menjadi monyet..
sampai pada satu waktu saya ingat pertanyaan guru saya waktu SD,,,(kebetulan yg ngajar nyokap nih)...
beliau bilang "kita semua masih jadi monyet lho,,,",,,kokk bisa???udah susah sekolah dibilang monyet,,,
iy karena ilmu kita masih seperti monyet,,,hanya mengambil sebanyak yg kita bisa yg hampir kita sendiri tidak bisa membedakan yg mana kebutuhan dan yg mana kepentingan,,,layaknya seekor monyet yg sedang dihadapkan pada setandan pisang...
Sebagai manusia, kodrat kita sebagai khalifah di Bumi harusny kita bisa memberi kesejahteraan di Bumi,,baik utk kita sendiri maupun bagi makhluk lain,,,tetapi pada kenyataannya Manusia sekarang byk yg masih Monyet,,padahal memiliki jenjang pendidikan dan pengetahuan yg sangat tinggi...
Seharusnya pengetahuan dan pendidikan yg tinggi tersebut digunakan utk kepentingan umat,,,bukan hanya berorientasi pada keuntungan yg sebesar2nya....
Sekian...
Nb : saya sendiri merasa seperti monyet,,bukan dari segi penampilan,,tp ilmu yg saya punya belumlah dapat bermanfaat bagi orang lain,,,
Semoga bermanfaat...
Tetapi setelah diperhatikan
Banyak Manusia berprilaku seperti monyet,,,
Monyet selalu memegang makanan lebih dari satu,,pisang misalnya,,Monyet akan selalu mengambil pisang lebih dari satu...satu pisang dalam mulut,,satu pisang ditangan kanan,,satu ditangan yg lain,,,malah sampai kakipun mengambil bagian..
Bagaimana dengan "MANUNGSO"...
Tak jauh beda terkadang,,
Manusia sangat gemar mengoleksi,,barang berharga,,rumah,,tanah,,harta benda,,bahkan sampai istri,,tetapi utk yg terakhir disebut masih dalam perdebatan ya,,,
saya sendiri pun kadang menjadi monyet..
sampai pada satu waktu saya ingat pertanyaan guru saya waktu SD,,,(kebetulan yg ngajar nyokap nih)...
beliau bilang "kita semua masih jadi monyet lho,,,",,,kokk bisa???udah susah sekolah dibilang monyet,,,
iy karena ilmu kita masih seperti monyet,,,hanya mengambil sebanyak yg kita bisa yg hampir kita sendiri tidak bisa membedakan yg mana kebutuhan dan yg mana kepentingan,,,layaknya seekor monyet yg sedang dihadapkan pada setandan pisang...
Sebagai manusia, kodrat kita sebagai khalifah di Bumi harusny kita bisa memberi kesejahteraan di Bumi,,baik utk kita sendiri maupun bagi makhluk lain,,,tetapi pada kenyataannya Manusia sekarang byk yg masih Monyet,,padahal memiliki jenjang pendidikan dan pengetahuan yg sangat tinggi...
Seharusnya pengetahuan dan pendidikan yg tinggi tersebut digunakan utk kepentingan umat,,,bukan hanya berorientasi pada keuntungan yg sebesar2nya....
Sekian...
Nb : saya sendiri merasa seperti monyet,,bukan dari segi penampilan,,tp ilmu yg saya punya belumlah dapat bermanfaat bagi orang lain,,,
Semoga bermanfaat...
Langganan:
Postingan (Atom)